Running Posted

Selasa, 23 April 2013

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Fisika di SMAN 1 Sukadana

Dalam upaya peningkatan prestasi belajar fisika di SMAN 1 Sukadana, mencoba menerapkan pembelajaran dengan berbasis pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) atau dikenal dengan pendekatan CTL. Yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkan materi bahan ajar dengan dunia riil siswa di sekitarnya, atau membawa dunia riil di sekitar kehidupan siswa ke dalam materi bahan ajar. Ini dimaksudkan supaya belajar Fisika itu tidak bersifat abstrak atau cerita verbalis dan matematis saja, tapi ada dalam dunia nyata, dapat dirasakan dengan psikomotorik siswa, sehingga pembelajaran pun bisa lebih bermakna. 
Dalam pendekatan pembelajaran CTL ini, kami membahas tentang materi Fluida, di mana materinya terbagi dua bahasan yaitu Fluida Statis meliputi: Tekanan Hidrostatis, Hukum Pascal, Hukum Archimides, Tegangan Permukaan dan Kapilaritas serta Fluida Dinamis meliputi: aliran Fluida Ideal, Persamaan Kontinuitas dan Asas Bernoulli.










Media yang kami gunakan cukup beragam, untuk tekanan hidrostatis menggunakan botol aqua bekas yang diisi air dan bagian dasar serta tengahnya dilubangi, diperhatikan pancaran mana yang paling kuat, disitulah tekanan hidrostatis yang paling besar. Untuk hukum pascal, anak-anak menggunakan bekas tabung suntikan tinta printer, kemudian dihubungkan ke balon karet yang diberi lubang lalu ketika ditekan tabung suntikan teramati pancaran airnya menyebar ke segala arah. Untuk Hukum Archimides, menggunakan larutan air garam dengan telur ayam broiler mentah, ketika ditambah kristal garamnya (massa jenis zat cair ditambah) teramati telur tersebut bisa mengambang yang menunjukkan bahwa gaya arhimides salah satunya dipengaruhi oleh besarnya massa jenis zat cair.
Kemudian untuk Tegangan Permukaan, kami mengambil sampel sebutir silet yang ditaruh pelan-pelan di atas permukaan air yang tenang bisa mengapung, itu menunjukkan adanya selaput elastis tegangan permukaan. Dan untuk gejala Kapilaritas, anak-anak menggunakan sampel kertas tissu yang disimpan menempel di bibir gelas yang berisi air, sebagian dicelupkan ke dalam air, teramati bahwa air bisa meresap ke dalam rongga-rongga kertas tissu sehigga tissu bisa basah semuanya bahkan air bisa menetes ke luar bibir gelas melalui rongga-rongga kertas tissu.
Untuk materi Fluida Dinamis, bisa menggunakan aliran air dari keran yang disalurkan melalui selang plastik panjang, disitu bisa diamati konsep persamaan kontinuitas, ketika ujung selang ditekan atau luas penampang diperkecil, maka pancaran air semakin kuat, berarti kecepatan aliran dalam suatu penampang berbanding terbalik dengan besarnya luas penampang. Sedangkan untuk prinsip Asas Bernoulli, kami menggunakan sampel alat semprotan obat nyamuk, semprotan parfum, juga model replika sayap pesawat terbang dari bahan styrofoam. Dan untuk tabung Torricelli, bisa menggunakan botol aqua berisi air yang bagian dasarnya dilubangi, sedangkan untuk tabung venturimeter dan tabung pitot karena sulit menggunakan kami hanya menggunakan media gambar atau charta saja dari internet. 
Masing-masing anak dibagi dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari dan mempresentasikan materi yang dipelajarinya sesuai dengan bahasan yang sudah dibagikannya. Hasil pengamatan, ada keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika dengan pendekatan pembelajaran kontekstual ini, asalkan guru benar-benar bisa mengarahkan dan membimbingnya. Siswa akan lebih aktif dan bergairah lagi, karena dihadapkan langsung dengan dunia nyata/riil peristiwa fisika yang tidak melulu berkutat pada rumus-rumus dan angka-angka saja. Semoga kegiatan pendekatan pembelajaran kontekstual khususunya dengan metode kerja kelompok (learning community) bisa terus berlanjut, sehingga belajar fisika itu bisa lebih asyik lagi seperti slogannya Bapak Prof. Yohanes Surya The Head Master of The Team Olimpiade Fisika Indonesia. Amiin.