Running Posted

Rabu, 03 Agustus 2011

Fase Perjalanan Hdup Manusia


Manusia dalam perjalanan hidupnya pasti mengalami empat fase atau empat tipe rumah tinggal, dimulai dari fase sebelum manusia memiliki bentuk atau wujud sampai fase peradilan yang akan berlangsung di padang mashyar.




Fase pertama atau fase Rumah Masa Lalu

Jika Allah menghendaki, terbentuklah janin dalam rakhim ibu, yang akan tumbuh dan lahir sebagai bayi. proses ini banyak di sebut di berbagai ayat Al-quran di antaranya : seperti di sebutkan dalam qs Al hajj :

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan [dari kubur], maka [ketahuilah] sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian [dengan berangsur-angsur] kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan [ada pula] di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah qs al hajj ayat 5 menurut ayat tsb, reproduksi manusia berawal dari proses pembuahan ( sperma laki-laki yg membuahi telur wanita qs al qiyama/ 22: 37 ) lalu pada saat janin berumur empat bulan Allah s.w.t meniupkan ruh, yang dengan ruh itu muncul dalam diri manusia panca indra dan akal fikiran serta qalbu dan dhamir. Dengan demikian proses reproduksi manusia berdasarkan ayat Al quran tahap demi tahap berlangsung di dalam rahim ibu. Di sini peran orang tua terutama ibu menjadi dominan. Maka begitu akalnya berfungsi ( akil baligh) perintah Allah s.w.t yang pertama ialah agar manusia bersyukur kepada Allah s.w.t tidak mempersekutukan-Nya dan berbuat baik kepada dua orang ibu bapak qs 31 : 12-14




Fase kedua atau Rumah Masa Kini



Setelah di ciptakan melalui proses penciptaan yang berlangsung di rahim atau rumah masa lalu, atas kehendak Allah sekarang manusia lahir ke dunia untuk menjalani kehidupanya. Dengan bahasa lain sekarang manusia menempati rumah masa kini Agar hidup yg penuh potensi dan prestasi ini berproses , bermakna dan berdampak baik maka beberapa hal berikut ini layak untuk di perhatikan:


1. Allah menciptakan manusia sesungguhnya tidak memiliki kepentingan atau tujuan selain untuk beribadah kepada-Nya. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” ad dhariat : 56 selain itu jg dalam qs. Al anaam : 162-163 “Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (162) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri [kepada Allah]“. (163) Berdasarkan ayat tersebut di atas tujuan hidup manusia di abdikan semata-mata dalam rangka mengharap ridlo Allah.tidak melakukan aktivitas apapun dalam hidup ini kecuali hanya perbuatan baik yang mengundang datangnya ridlo Allah.


2. Manusia diciptakan oleh Allah punya peran khusus yakni sebagai khalifah Allah di bumi qs 2 : 30, selaku khalifah manusia hanya mahluk Allah yg di beri hak mengelola bumi berikut sumber daya yang ada.


3. Allah juga memberikan pedoman hidup (way of life) dan peraturan hidup (syari’at) agar manusia tidak meraba-dalam kegelapan,untuk apa dirinya diciptakan oleh Allah, apa tugas-tugas hidupnya, apa tujuan hidup ini dan apa pedoman hidup yg harus di jadikan pegangan untuk itulah Allah menurunkan Al quran qs 45 : 18 dan 20 juga dalam qs 45 : 20 “Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini” dan qs. 45 : 18 : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at [peraturan] dari urusan [agama] itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”


4. Dalam mengarungi kehidupan hendaknya ingt bahwa Allah menetapkan azas keseimbangan dalam mewujudkan kebahagian hidup di dunia dan kehidupan di akhirat, jangan berat sebelah “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [keni’matan] duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan qs 28 : 77




Fase ke tiga atau Rumah Peristirahatan sementara






Manusia mengalami kematian, yang mati hanyalah jasadnya. Manusia adalah mahluk Allah yang terdiri dari tiga unsur : jasad, al khayyah dan rukh. Rukh orang yang telah mati di semayamkan di alam barzah atau di alam kubur untuk sementara, menunggu proses terjadinya kiamat. Adapun kematian menurut islam adalah Berpisahnya rukh dari jasad manusia “Allah memegang jiwa [orang] ketika matinya dan [memegang] jiwa [orang] yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa [orang] yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan” 39 : 42 Kematian sesungguhnya identik dengan tidur panjang. Jadi yang mati adalah jasadnya, sedangkan rukh orang yang telah mati di himpunoleh Allah di alam qubur. Dalam keadaan tidur panjang itulah kepada rukh di tampakkan nikkmat qubur dan adzab qubur.

Fase ke empat atau Rumah Masa Depan

Kiamat, proses ini berlangsung begitu cepat, ditandai dengan tiupan sangkakala pertama, alam semesta dan seisinya hancur lebur tidak ada lagi kehidupan. Kemudian Allah membentangkan bumi baru yang bernama “ padang mashyar” pada tiupan sangkakala kedua rukh orang yang telah lama dan baru saja mati di bangkitkan dari alam qubur atau alam barzah. Mereka kembali memiliki jazad seperti semula. Akhirnya pada tiupan sangkakala ketiga, semua manusia yang pernah hidupdi bumi kemudian merka semuanya yg yelah mengalami mati sekarang berkumpul di hadapan hakim seadil-adil hakim. Ada yang menyesal begitu mengalami mati dan ada yang menyesal setelah berada di kehidupan akhirat. Ini barang tentu tidak berguna Adapun sebab penyesalan antara lain : Karena telah memubadzirkan umur atau Raportnya kosong proses peradilan di padang mashyar “Dan terang benderanglah bumi [padang mahsyar] dengan cahaya [keadilan] Tuhannya; dan diberikanlah buku [perhitungan perbuatan masing-masing] dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan” ( qs 39 : 69 -70 berdasarkan penjelasan Allah dalam qs 24 : 24 “ada hari [ketika], lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” Jadi kelak yang akan bertindak menjadi saksi-saksi dalam persidangan Allah di padang mashyar kelak adalah seluruh anggota tubuh manusia itu sendiri selain mulut. Ayat-ayat Alquran banyak yg menegaskan bhwa kepada orang yang lebih berat tinmbangan dosanya dari pada amal shalihnya, Allah akan memasukanya kedalam neraka kemudian dia akan kekal di dalamnya “Barangsiapa yang berat timbangan [kebaikan] nya[7], maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. (102) Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (103)” 23 : 102-103 Jadi tidak ada istilah transit sementara di neraka untuk pencucian dosa setelah dosanya bersih orang itu di pindahkan ke syurga. Menurut hadits, ukuran ketaatan terhadap Rasulullah lah yg menentukan umat nabi Muhammad (umat islam) akan masuk syurga atau neraka Perintah Allah agar manusia menaati Allah dan Rasuln-Nya terdapat di 44 ayat Al quran

Wallahu a’lam bishowab

isi ,dari saripati kuliah dzuhur H.M Nasim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar!