Laman
Running Posted
Rabu, 15 Juni 2011
Mahalnya Sebuah Kejujuran
Ada yang aneh, ketika salah seorang wali murid melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh salah seorang guru SDN Gadel II di Surabaya, ramai-ramai reaksi dari stakeholder diantaranya wali murid yang lainnya termasuk dari dinas pendidikan sendiri memprotes tidak menerima bahkan membenci terhadap yang dilakukan oleh sipelapor ini.
Apa yang dilakukan oleh wali murid Ibu Siami ini, telah membukakan mata kita yang selama ini tertutpi oleh harga diri untuk meraih pengharggaan atas nama keberhasilan suatu Ujian Nasional. Akan tetapi secara tidak sadar, apa yang dilakukan oleh sebbagian guru dengan menginstruksikan muridnya untuk mencontek bahkan mencontek massal betul-betul telah meracuni pikiran anak untuk berbuat tidak jujur. Mahalnya kejujuran dinegeri ini, dilontarkan juga oleh Ketua Dewan Pengurus Masyarakat Transparansi Internasional Indoneisia, “Bu Siami bisa menjadi ikon kejujuran. Karena memang kejujuran di negeri ini makin lama makin langka. Bu Siami cukup bisa memberikan peringatan kepada kita untuk berbuat jujur,” terang Todung pada suarasurabaya.net, Rabu (15/6/2011).
Sebuah Ilustrasi Mahalnya Harga Sebuah Kejujuran
"Suatu hari, Sinta diberi uang oleh mamanya sebanyak Rp.200.000,- uang itu adalah uang untuk membeli keperluan dapur selama satu Minggu, dan karena itu, Sinta disuruh Mama belanja ke supermarket. Maka, pergilah Sinta ke Supermarket membeli minyak goreng, telur, mie, ayam potong, ikan nila, berbagai macam perlengkapan lainnya. Total sebenarnya untuk membeli seluruh itu padahal hanya Rp.100.000. Akan tetapi, Sinta mengatakan pada mamanya, belanja sebanyak Rp.190.000. Kemana pergi Rp.80.000 lagi?"
Dari ilustrasi sederhana yang saya tulis diatas, seolah memperjelas betapa mudahnya bukan dalam kehidupan sehari-hari terjadi praktik ketidakjujuran. Hal yang telah diperbuat Sinta barangkali bisa kita sebut dengan sebuah tindakan korupsi dalam konteks paling kecil, yaitu antara seorang Ibu dan anak. Betapa mudahnya kebohongan itu terjadi, setiap detik, setiap menit, atau setiap jam mungkin, hampir selalu saja terjadi hal serupa.
Dalam setiap kesempatan, selalu ada peluang bagi seseorang untuk berbuat kecurangan. Tidak peduli apakah itu kebohongan antara seorang istri pada suami, seorang anak pada Ibu, seorang murid kepada guru, seorang karyawan dengan bosnya, atau malah justru sebaliknya. Mulai dari hal kecil seperti yang saya ilustrasikan diatas ataupun hal besar lainnya atau yang hal besar serupa yang terjadi dinegara kita saat ini. Apalagi kalau bukan skandal aliran dana Bank Century yang sontak membuat semua orang anglat bicara atas prihal kebohongan besar yang ditelah terjadi di Negara kita ini.
Gonjang-ganjing mengenai dana Bank Century 6,7 triliun tersebut sampai hari ini masih ramai dibicarakan baik dimedia cetak dan media elektronik. Apabila kita renungkan, masalah yang sebenarnya patut mendapat perhatian yaitu bukan masalah skandal uangnya, akan tetapi masalah tidak ada lagi kata jujur didunia, seolah-olah kejujuran adalah sesuatu hal yang langka.
Pemimpin sebagai orang kepercayaan seharusnya mencerminkan sikap yang positif, terlebih dalam bersikap jujur dan terbuka. Daripada itu, perlulah dibuat sebuah wacana untuk menumbuhkan kejujuran pada generasi muda sekarang yang notabenenya adalah pelanjut tongkat estafet para pemimpin dimasa sekarang. Pertanyaannya, bagaimana cara menanamkna kejujuran dan anti korupsi dari dini?
Sekolah sebagai tempat pelayanan pendidikan formal harus mampu membekali siswanya agar memiliki sikap jujur. Untuk itu pehamaman kepada siswa jangan selalu monoton terhadap ilmu akademik saja, sedangkan ilmu bersikap atau kepribadian bisa dibilang minim. Siswa-siswa pun juga lebih merasa tertarik dengan pelajaran akademik yang merangsang otak untuk berfikir, sedangkan pelajaran untuk pembekalan diri serta membentengi diri dari sikap korupsi jauh tertinggal. Dalam pelajaran kewargenagaraan, adalah salah satu cara untuk menanamkan jiwa anti korupsi atau menanamkan sikap kejujuran pada siswa. Sebab, sebagaimana yang kita ketahui pelajaran kewarganegaraan memberikan arahan dan orientasi kepada siswa untuk lebih berjiwa nasionalisme dan tidak bersikap masa bodoh terhadap negaranya.
Penulis merasa pelajaran kewarganegaraan adalah salah satu medium yang paling aktif. Dalam kontekstualnya, pelajaran kewargenagaraan berisikan tentang pemahaman kepada siswa tentang bagaimana arti pentingnya kejujuran itu dan bahaya laten korupsi. Dengan memberikan pemahaman semacam itu, mungkin akan lebih membuat siswa terbekali dengan bagaimana seharusnya sikap yang mencerminkan bersih dari korupsi dan sarat akan kejujuran itu.
Selain itu, beberapa waktu lalu, setiap sekolah di Kota Padang sudah mulai membuat kantin kejujuran disekolahnya masing-masing. Beberapa sekolah seperti SMA Negeri 1 Padang, SMA Negeri 2 Padang, SMA Negeri 10 Padang, SMP Negeri 8 Padang, SMP Negeri 2 Padang serta sekolah-sekolah lain yang juga tak mau kalah mendirikan kantin kejujuran. Nah, dengan adanya kantin kejujuran ini akan mengasah siswa untuk dapat bersikap jujur dan mampu menjauhkan diri dari sikap korupsi. Dengan pembuatan kantin kejujuran, menjadi langkah awal bagi kita agar para bibit-bibit penerus tongkat estafet bisa lebih membentengi diri dan menghindarkan diri dari kecurangan seperti Korupsi. Meskipun pelaksanaannya dibeberapa sekolah mengalami kerugian, kita harus bisa tingkatkan serta menunjukkan bahwa dengan adanya kantin kejujuran akan membuat kita bersikap rasional dan tidak mau melangkah ke jalan yang salah seperti halnya aksi mencuri, berbohong, dan tidak jujur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2011
(151)
-
▼
Juni
(23)
- Masa Depan Mengerikan Matahari (Part 2)
- Masa Depan Mengerikan Matahari (Part 1)
- Fenomena Bintang Raksasa Merah (Fenomena 2 Matahar...
- Keberanian Mengungkap Kebenaran
- Diperlukan Keberanian Sebagai Seorang Leader
- Waduh, pengusaha rutin setor fee ke TNI-Polri
- Gelombang Elektromagnetik
- Mahalnya Sebuah Kejujuran
- Indonesia Harus Waspada
- Sejarah Kabupaten Tasikmalaya
- Sejarah Kabupaten Ciamis
- Tips Memilih Perguruan Tinggi
- Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi Itu Penting
- Mempermainkan Pikiran Diri Sendiri Itu Penting
- Mengenal Lebih Dalam OS Android
- Tanya Jawab Seputar Sertifikasi Guru dan Dosen
- Kisi-kisi UKK Fisika dan TIK XI SMAN 1 Sukadana
- Wakil Rakyat by Iwan Fals
- Menyiasati Persiapan Tampil Di Depan Umum
- Efek Compton-Dualisme Gelombang Partikel
- Efek Fotolistrik-Dualisme Gelombang Partikel
- Implikasi Otonomi Daerah
- Persiapan PLPG Sertifikasi Guru
-
▼
Juni
(23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar!