Running Posted

Minggu, 01 Mei 2011

Konspirasi NII KW 9 Abu Toto alias Panji Gumilang Versus NII Kartosuwiryo


Detik.com, Jakarta – Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9 diduga adalah program palsu yang dibuat oleh pemerintah. Tujuannya, supaya negara Islam (NII) yang diperjuangkan Kartosoewirjo tidak pernah berhasil berdiri di Indonesia. Namun sayang, cara ini banyak mengorbankan kemanusiaan.

Bak virus, NII (asli) dilemahkan, dibuat vaksin dan kembali disuntikkan untuk mendapatkan antibodi anti-NII.

“Iya-iya betul seperti itu, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek,” jelas mantan pentolan Darul Islam/NII Al Chaidar yang juga penulis buku ‘Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo‘

Ketika berbincang dengan detikcom, Al Chaidar menyatakan sebenarnya NII KW 9 ini adalah program palsu yang banyak memakan korban kemanusiaan. Dia pun mendesak pemerintah yang diduga punya agenda NII KW 9 ini untuk menghentikannnya dan mengganti dengan program-program yang lain.

Berikut wawancara Al Chaidar dengan detikcom, Rabu (27/4/2011).


Pak Chaidar, Anda menulis buku ‘Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo’ yang diterbitkan tahun 2000?

Ya benar

Selama ini ada penelitian MUI tentang Pondok Pesantren Al Zaytun berkaitan dengan NII KW 9 dengan tokohnya Panji Gumilang, mengapa Panji Gumilang ini seperti misterius, seakan tak pernah tersentuh?

Ada penelitian Depag, MUI, terhadap Al Zaytun, Panji Gumilang ini dilindungi pemerintah kelihatannya, oknum-oknum intelijennya.

Anda sendiri yang menulis buku tentang Panji Gumilang, pernah bertemu orangnya? Dan seperti apa orangnya?

Pernah, orangnya besar, gendut, mewah, ada cincin-cincinnya.

Anda pernah masuk lingkaran dalam Ponpes Al Zaytun? Dan apakah benar ada doktrinasi NII dalam Al Zaytun?

Iya, seperti misalnya mendoktrin orang di luar itu adalah kafir, menipu boleh, mencuri.

Jadi sebenarnya, tujuannya itu mengumpulkan harta atau benar-benar untuk mendirikan negara Islam?

Ya mengumpulkan harta, tidak berniat untuk mendirikan (negara Islam).

Jadi analoginya seperti virus begitu, dilemahkan untuk dibentuk vaksin dan disuntikkan kembali agar timbul antibodi terhadap NII?

Iya, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek, iya betul seperti itu.

Anda terakhir tahu di mana keberadaan Panji Gumilang?

Nggak tahu di mana keberadaanya

Apakah bisa Panji Gumilang dibawa ke ranah hukum bila terbukti?

Harusnya bisa aparat kepolisian

Apa imbauan Anda terhadap masyarakat dan pemerintah agar kasus-kasus NII KW 9 ini berhenti?

Harusnya memang dihentikan program defeksi, palsu, ini karena sangat merugikan masyarakat.

Bagaimana dengan NII Crisis Center yang dibentuk di berbagai kampus?

Iya sebenarnya itu suatu antisipasi yang cukup bagus, cuma saja perlu lebih dikenalkan bahwa ini bukan NII, ini adalah NII palsu karena NII asli nggak menghalalkan segala cara.

Yang paling penting adalah pemerintah membuat program yang lain untuk antisipasi maraknya rekrutmen NII ini ketimbang melakukan defeksi, mengorbankan banyak orang.

Sebaiknya diskusi memfasilitasi diskusi-diskusi ilmiah di kampus-kampus, mengenai politik Islam, negara madinah itu seperti apa, nomokrasi (pemerintahan teokrasi berdasarkan syariat) seperti apa, itu nanti dengan sendirinya terproteksi, memfilter dengan sendirinya.

Kalau program deradikalisasi bagaimana?

Deradikalisasi bagus juga kelihatannya, cuma belum mencapai target. Tinggal penyesuaian apa di tingkat apa harus dilakukan di sekolah, di pesantren, di kampus.

Konfirmasi Pak, betulkah apa yang ditulis di http://nii-alzaytun.blogspot.com yang disebutkan: Beberapa bulan kemudian, sekitar akhir 1999, Kepala Badan Intelijen (BAKIN) Letjen Purn ZA Maulani, pernah diminta melakukan negosiasi atas nama AS Panji Gumilang (alias Abu Toto) untuk berhadapan dengan Al Chaidar, misinya meminta Al Chaidar tidak usah menerbitkan buku tentang masa lalu Abu Toto yang berkaitan dengan Al-Zaytun ?

Iya benar, teman saya bilang nggak usah pakai deal-deal, kalau nggak menulis, korban kemanusiaan semakin banyak. Ditulis saja korban semakin banyak apalagi tidak ditulis?

Jadi Anda menduga ada oknum intelijen di balik NII ini?

Oknum intelijen ya. Karena ini lebih punya nilai uang dibandingkan dengan narkoba, karena ini seperti pengakuan Imam Supriyanto (mantan menteri NII KW 9) yang bertanggung jawab satu bulan mengumpulkan Rp 10 miliar.

Uang-uang dan harta itu dikemanakan?

Cuma 10 persen untuk Al Zaytun, 90 persen untuk oknum-oknum intelijen.

(nwk/nrl)

Pengakuan Panji Gumilang
Sabtu, 30 April 2011 08:43


[Panji Gumilang] Panji GumilangJakarta, FaktaPos.com - Menyeruaknya organisasi Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9 mencuatkan nama Panji Gumilang alias Abu Toto sebagai pemimpin tertinggi organisasi itu.

Namun tudingan tersebut dibantah langsung oleh yang bersangkutan. Ia bahkan mengaku tidak kenal dengan Abu Toto.

"Saya tidak kenal Abu Toto, walaupun nama saya kadang disebut-sebut sebagai dia," ujar Panji di Ponpes Al Zaytun, Indramayau Jawa Barat, Jumat (29/04)

Tidak hanya itu, ia juga menyatakan bahwa organisasi NII sudah tidak lagi eksis. Menurutnya, NII sudah tidak ada lagi setelah pemerintah memberangusnya pada tahun 1962.

"NII sudah tidak ada. Sama dengan PKI nasibnya," kata Panji.

Ia pun merasa heran jika dirinya selalu dikait-kaitkan dengan NII. Ia pun kembali menegaskan jika dirinya bukanlah Abu Toto.

"Katanya saya ini Abu Toto. Tapi tidak. Nama saya Abu Salam Rashidi Panji Gumilang," tegas Panji.

Sebagaimana diketahui, nama Panji Gumilang selalu disanding-sandingkan dengan nama Abu Toto, pentolan dari organisasi NII KW9.

Terlebih saat ini, organisasi tersebut sedang menjadi sorotan karena maraknya aksi pencucian otak dan penculikan.


Bamsoet: Dana NII di Century Atas Nama Abu Maarik
Nasabah Century, Abu Maarik, diduga nama alias Panji Gumilang, pemimpin Al-Zaytun



VIVAnews, Jum'at, 29 April 2011, 20:37 WIB - Negara Islam Indonesia (NII) yang saat ini jadi sorotan diduga kuat punya kaitan dengan skandal Bank Century. Ada rekening organisasi itu di Century. Jumlahnya dikabarkan ratusan miliaran rupiah.

Dikonfirmasi, politisi Golkar yang juga anggota Pansus Hak Angket Bank Century, Bambang Soesatyo, mengatakan ia pernah menulis soal dana NII di bukunya, 'Skandal Gila Bank Century'.

"Dana Al-Zaytun di Century sudah ditulis di Bab 4, tertulis atas nama Abu Maarik," kata Bambang kepada VIVAnews.com, Jumat, 29 April 2011.

Menurut dia, Abu Maarik adalah nasabah terbesar kedua setelah Sampoerna. "Jumlahnya saya lupa," tambah dia.

Abu Maarik diduga nama lain dari Abu Toto alias Syekh Abdus Salam Panji Gumilang yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Panji Gumilang disebut-sebut sebagai Ketua Komandemen Wilayah 9 NII yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Untuk diketahui, Kepala Pusat Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Husein dalam keterangannya di depan Pansus DPR pada 21 Desember 2009 menyebut ada simpanan atas nama nasabah Abu Maarik Rp46,2 miliar.

Untuk menguak benarkah ada dana NII di Century, Wakil ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, menyatakan Tim Pengawas Pelaksanaan Rekomendasi Pansus Bank Century akan meminta PPATK mengklarifikasi dugaan adanya rekening misterius untuk membiayai gerakan NII.

"Saya akan cek tentang kebenaran sekian miliar yang konon katanya masuk dalam rekening yang disebut-sebut milik NII," ujar Priyo di DPR RI.

Sementara itu, mantan bos Bank Century, Robert Tantular, membantah memiliki hubungan dekat dengan tokoh NII Abu Maarik. "Tidak pernah dengar nama itu. Setahu saya tidak ada hubungan Pak Robert dengan tokoh NII," kata pengacara Robert Tantular, Triyanto.
Sumber

Hendropriyono: Tak Ada Keterkaitan NII dengan Al Zaytun



TEMPO Interaktif, Jakarta, Jum'at, 29 April 2011 | 19:48 WIB - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM. Hendropriyono mengatakan selama ini Badan Intelijen Negara belum menemukan fakta keterkaitan antara Al Zaitun dengan NII (Negara Islam Indonesia). "Belum ada fakta yang ditemukan," katanya usai melayat Theo Safei di kediamannya, Jumat, 29 April 2011.

Ia juga mengaku sering berdialog dengan Panji Gumilang, Ketua Yayasan Al Zaitun, tetapi selalu mengenai pendidikan dan bukan ideologi. Dalam dialog itu, Gumilang juga menekankan bahwa Pondok Pesantren Al Zaitun adalah pesantren dengan nuansa pendidikan bukan politik. Ia menunjukkan, di dalamnya ada Gedung Soekarno, Mohamad Hatta, Syahrir, dan lainnya.

Tokoh-tokoh pemerintahan juga pernah datang seperti Soeharto, B. J. Habibie, dan dirinya yang ketika itu mewakili Megawati. "Jangan menuduh lebih baik diusut," kata Hendro. Ia menyatakan, belum ditemukan fakta adanya hubungan Al Zaitun dengan NII.

Hendro memaparkan perkembangan gerakan NII menjadi begitu luas karena terjadi pembiaran. Pembiaran itu terjadi karena semua disibukkan dengan ancaman bom. Sehingga hal-hal psikologi berupa proses brain wash tidak menjadi prioritas penanganan dibanding ancaman fisik, seperti bom Bali. "Dulu NII dianggap enteng karena tidak memakai kekerasan terbuka seperti yang dilakukan sempalannya sekarang," katanya.

Ia juga menilai, gerakan ini adalah gerakan bawah tanah yang menarik hati masyarakat, lalu merebut pemikirannya, mewadahinya dalam organisasi dan kemudian melancarkan pemberontakan. Ia juga membantah adanya isu bahwa peran intelijen ada dibalik gerakan NII. "Tidak benar," kata Hendro.

Hendro menilai saat ini tengah terjadi psychological war. Yang dimaksudkan psychological war sebagai perang yang di dalamnya ada pemutar balikkan fakta. Ia juga menilai masyarakat masih kurang cukup cerdas untuk mengenalinya.
Sumber: A.M Hendropriyono

Hendro Priyono: Soal NII, Ini 'Psychological War'

TEMPO Interaktif, Jakarta, Jum'at, 29 April 2011 | 14:24 WIB - Bekas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendro Priyono mengatakan Negara Islam Indonesia (NII) bisa berkembang seperti sekarang karena ada pembiaran. Pembiaran itu terjadi secara sengaja maupun tak sengaja karena semua disibukkan oleh ancaman atau teror bom.

Hal-hal psikologis berupa proses pencucian otak menjadi tidak prioritas ditangani dibandingkan ancaman fisik seperti Bom Bali. "Sekarang ini psychological war," kata Hendro seusai melayat Theo Syafei di kediamannya di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 29 April 2011.

Ia menunjuk adanya perang yang memutarbalikkan fakta. Parahnya, Hendro menilai, masyarakat masih kurang cerdas untuk mengenali upaya pemutarbalikan fakta tersebu
Sumber

------------
Testimony Pembaca:
Pemerintahan ORBA dulu kayaknya pernah piara anak macan, bernama NII-KW9 ini, sering dijadikan 'alat' oleh Tuannya untuk tujuan politik tertentu. Si anak macan selalu di elus-elus, diberi makanan yang cukup dan bergizi tinggi di setiap saat kapanpun si anak macan membutuhkannya. Tapi semenjak zaman Reformasi, Tuan si NII-KW9 kayaknya berganti, dan lupa sama piaraannya itu yang semakin besar. Karena tidak pernah 'di santuni' lagi oleh 'Tuannya', si anak macan yang mulai naik dewasa itu, akhir berinisiatif keluar kandangnya mencari rezekinya sendiri. Korbannya warga sipil yang kosong jiwanya, tapi punya potensi untuk dikeruk hartanya itu. Lama-lama, rupanya metode baru semenjak zaman Reformasi itu tiba, membuat asyik anak macan tadi, akhirnya kebablasan. Setelah banyak korban, baru Tuannya mulai sadar, kalau dulu pernah pelihara anak macan bernama NII-KW9, tapi lupa menyantuni sekian lama. karena sibuk bereformasi ...
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php
www.detik.com
Tempo News.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar!